<< Griya Sehat Lawang, Ruko Diponegoro C11, Jl. Diponegoro, Lawang - Malang, HP: 0821 3187 8781 >> << Open: Sunday - Friday; Health Store, Health Cafe, Hydrotherapy, Detoxification, Swedish Massage >>

Monday, July 3, 2017

Percaya Kepada Kuasa Ilahi (Trust in God)

Iman dan percaya kepada Allah merupakan landasan dari seluruh hukum kesehatan lainnya. Ini adalah hukum yang paling esensial untuk dipraktekkan sehari-hari. Sementara seorang ateis bisa mencapai kesehatan dan mengikuti ketujuh hukum kesehatan, namun kesehatan yang sempurna dimungkinkan hanya oleh mengikutsertakan hukum-hukum kesehatan kedelapan, yaitu kerjasama antara manusia dan kuasa ilahi.

“Hendaklah kita bekerja sama dengan Allah dalam memelihara tubuh kita, Kasih kepada Allah adalah esensial bagi kehidupan maupun kesehatan. Iman pada Tuhan adalah esensial bagi kesehatan. Agar memiliki kesehatan sempurna, hati kita harus dipenuhi dengan kasih dan pengharapan dan sukacita di dalam Tuhan.” E.G. White, My Life Today, hlm. 149.

Puncak kesehatan jasmani, pikirani dan rohani hanya dapat dicapai dengan bermitra dengan kuasa ilahi. Semakin baik kesehatan seseorang secara keseluruhan, semakin besar kesanggupannya untuk menghormat dan memuliakan Pencipta dan Penebus umat manusia dengan memantulkan tabiatNya kepada dunia.

Berhubungan dengan Kuasa Ilahi
Menghasilkan
Kesehatan Jasmani, Mental dan Rohani
Melalui
Penurutan Hukum-hukum Sorga
Menyiapkan
Umat Tuhan yang Sepenuhnya Memantulkan DiriNya

Hubungan manusia-ilahi terjadi di otak bagian depan. “Saraf-saraf otak yang berkomunikasi dengan seluruh sistem (tubuh) adalah satu-satunya medium yang melaluinya Sorga dapat berkomunikasi dengan manusia dan mempengaruhi batinnya. Apapun yang mengganggu aliran arus listrik dalam sistem saraf akan melemahkan kekuatan tenaga vital, dan mengakibatkan kematian kepekaan pikiran.” E.G. White, My Life Today, hlm. 148.


KESEHATAN SORGAWI YANG SEMPURNA
Dapat dicapai melalui:
Hubungan kita dengan Tuhan
Hubungan kita dengan hukum-hukum Sorga
Pelayanan kita kepada Tuhan
Pelayanan kita kepada orang lain


HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN

Milik Allah oleh Penciptaan

“Diciptakan menurut ‘gambar dan kemuliaan Allah,’ Adam dan Hawa sudah menerima karunia yang  melayakkan mereka bagi tujuan yang tinggi. Selaras dan simetris dalam bentuk, teratur dan indah dalam penampilan, wajah mereka bersinar dengan raut yang sehat dan cahaya sukacita dan pengharapan, mereka memantulkan kemiripan seperti Pencipta mereka…. Manusia keluar dari tangan Allah memiliki kesempurnaan dalam kemampuan berpikir dan tubuh; sempurna pula dalam kesehatan,” E.G. White, My Life Today, hlm. 126.

Milik Allah oleh Pemulihan

“Manusia adalah buatan tangan Allah, karya agung-Nya, diciptakan untuk tujuan yang tinggi dan suci; dan pada setiap bagian bait tubuh manusia Allah ingin menuliskan hukum-Nya. Setiap urat dan otot, setiap kemampuan pikirani dan jasmani, harus dipelihara suci… Jika kita menajiskan tubuh kita, kita bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga kepada banyak orang lain.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 165.

“Ada pelajaran penting bagi kita bila kita mengerti hubungan kita dengan Allah, dan hubungan Dia dengan kita. Perkataan “Tidak tahukah kamu,… bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” harus ditulis dalam ingatan setiap orang, sehingga kita boleh mengakui hak Allah atas talenta-talenta kita, harta kita, pengaruh kita, diri kita masing-masing. Kita harus belajar bagaimana memperlakukan pemberian Allah ini, dalam pikiran, dalam jiwa, dalam tubuh.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 138.


HUBUNGAN KITA DENGAN HUKUM-HUKUM SORGA

Hukum yang sama yang mengatur bintang dan atom mengendalikan kehidupan manusia…. Dari Dia (Allah) segenap kehidupan berasal… Melanggar hukum-Nya, baik jasmani, mental maupun moral, adalah menempatkan seseorang tidak harmonis dengan semesta, mengundang kekacauan, anarki, kebinasaan.” E.G. White, Medical Ministry, hlm. 10.

Kepada makhluk ciptaan Allah dipercayakan kewajiban yang suci sebagai berikut:
  • Mengakui hak cipta Allah atas semua hukum-hukum
  • Belajar untuk mengerti hukum-hukum Allah
  • Menerapkan hukum-hukum Allah dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Mengakui Hak Cipta Allah atas Semua Hukum-hukum

Allah adalah pembuat segala hukum. Hukum-hukum ini mencakup:
  • Hukum moral atau sepuluh hukum
  • Hukum yang mengatur dunia dan semesta
  • Hukum yang mengatur fungsi tubuh
“Bukanlah hak istimewa, melainkan kewajiban yang suci bagi masing-masing orang untuk mengerti hukum-hukum Allah di dalam diri mereka… Dan ketika mereka lebih mengerti tubuh manusia sepenuhnya…mereka akan membuat agar tubuh mereka tunduk kepada kuasa pikiran yang  mulia itu.” E.G. White, My Life Today, hlm. 148.


PIKIRAN MENGATUR—TUBUH MELAYANI
Setiap organ tubuh diciptakan untuk menjadi hamba dari pikiran. Otak adalah ibukota tubuh, tempat kedudukan dari semua kekuatan saraf dan tindakan mental…. Oleh saraf-saraf otak, kesan-kesan pikiran (mental) disampaikan ke seluruh saraf tubuh…dan saraf ini mengatur tindakan yang vital dari setiap bagian dalam sistem itu.
E.G. White, My Life Today, hlm. 148.

“Pimpinlah mereka (umat) untuk mempelajari organisme yang ajaib itu, yaitu tubuh manusia, dan hukum-hukum yang mengaturnya.” Sementara mereka memperoleh pengertian yang benar mengenai Allah oleh mempelajari hukum-hukum alamNya, mereka “akan mencapai suatu taraf di mana mereka memandang tugas dan kewajiban mereka dari sudut pandang yang sama sekali berbeda. Gantinya memandang kepada penurutan akan hukum-hukum kesehatan sebagai suatu pengorbanan dan penyangkalan diri, mereka akan menghargainya sebagai berkat yang tak ternilai.”  E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 238.

Menerapkan Hukum-hukum Allah dalam Kehidupan Sehari-hari

“Biarlah pada dokter mengajar masyarakat bahwa kemampuan pemulihan bukan terdapat dalam obat, melainkan di alam. Penyakit adalah usaha alam untuk membebaskan tubuh dari kondisi sebagai akibat dari pelanggaran hukum-hukum kesehatan. Dalam kasus penyakit, penyebabnya harus dicari. Kondisi yang tidak sehat haruslah diubah, kebiasaan salah harus diperbaiki. Kemudian, alam harus dibantu dalam usahanya untuk membuang sampah-sampah dari dalam tubuh dan memulihkan kembali kondisi tubuh yang baik.” E.G. White, Ministry of Healing, hlm. 127. 

“Dalam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, ingatlah selalu bahwa sasaran utama reformasi—bahwa tujuannya adalah mencapai perkembangan tertinggi dari tubuh dan pikiran dan jiwa. Tunjukkanlah bahwa hukum-hukum alam, merupakan hukum Allah, dibuat untuk kebaikan kita; bahwa penurutan kepada hukum-hukum ini meningkatkan kebahagiaan dalam hidup ini, dan menolong mempersiapkan untuk kehidupan yang akan datang.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 238.


PELAYANAN KITA KEPADA TUHAN

"Tuhan meminta pertumbuhan baik dalam kecakapan maupun kemampuan dalam setiap bidang. Kristus sudah membayar upah kita, dengan darah-Nya sendiri dan penderitaan-Nya, agar mendapatkan pelayanan kita secara sukarela. Ia datang ke dunia untuk memberi kita suatu teladan bagaimana kita harus bekerja dan roh apa yang kita bawa ke dalam pekerjaan kita.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 330, 331.

“Sebagaimana pastinya tempat disediakan bagi kita di istana sorga, demikianlah juga tempat khusus disiapkan di bumi di mana kita diminta untuk bekerja bagi Allah.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 327.

Gangguan Kesehatan Melemahkan Pelayanan Kita

“Tanpa kesehatan, tak seorangpun dapat mengerti dengan jelas atau memenuhi tugasnya secara sempurna kepada dirinya, kepada sesamanya, atau kepada Penciptanya.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 137.

“Penyalahgunaan kuasa jasmani mengurangi jangka waktu pendayagunaan kehidupan kita untuk kemuliaan Allah. Dan membuat kita tidak layak untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Allah kepada kita untuk dilakukan. Dengan mengizinkan diri kita membentuk kebiasaan yang salah, dengan tidak tidur sampai larut malam, dengan memuaskan selera sehingga merusak kesehatan, kita meletakkan dasar untuk kelemahan tubuh. Oleh melalaikan bergerak badan, kerja pikiran dan tubuh yang berlebihan, kita membuat tidak berimbangnya sistem saraf.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 140. 

“Senangkah Allah melihat organ manapun atau kemampuan manapun yang Ia telah berikan kepada manusia dilalaikan, disalahgunakan, atau tidak sehat dan tidak bekerja baik? Maka pupuklah karunia iman. Bangkitlah dan kalahkanlah setiap praktek yang merusak bait tubuh.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 136.

Kesehatan yang Optimal Menguatkan Pelayanan Kita

“Karena pikiran dan jiwa diekspresikan melalui tubuh, baik kuasa mental maupun spiritual sangat tergantung kepada tenaga jasmani dan kegiatan jasmani; apapun yang meningkatkan kesehatan jasmani akan meningkatkan pengembangan pikirani dan tabiat yang seimbang.” .G. White, Reflecting Christ, hlm. 137.

     Berjuanglah demi Kesehatan Jasmani Prima

“Mereka yang mau menjadi pekerja dengan Allah harus berjuang untuk mencapai kesempurnaan dari setiap organ tubuh dan mutu pikiran.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 330.

“Semua kebiasaan, selera dan kecenderungan harus dididik setuju dengan hukum kesehatan. Dengan perantaran ini kita bisa mencapai kondisi jasmaniah prima dan mencapai kejernihan pikirani untuk dapat membedakan yang jahat dan yang baik.” E. G. White, Christian Temperance and Bible Hygiene, hlm. 25. 

“Pengaruh pikiran terhadap tubuh, dan pengaruh tubuh terhadap pikiran, harus ditekankan.” Ada kuasa luar biasa yang meningkatkan kesehatan dan sifat yang seperti Kristus yaitu sukacita, tidak mementingkan diri, dan rasa syukur. “Daya llistrik dalam otak, dikuatkan oleh aktivitas mental (pikiran), menghidupkan seluruh sistem, dan merupakan suatu penolong yang tak ternilai dalam melawan penyakit…. Ada suatu kebenaran fisiologis…dalam Alkitab, yaitu “Hati yang gembira adalah obat yang manjur.” (Amsal 17:22), E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 137. 

Berjuanglah demi Kesehatan Rohani Prima

“Kesempurnaan moral diwajibkan untuk semua orang. Kita tidak boleh menurunkan standar kebenaran kita untuk memberi peluang bagi pelanggaran kita baik karena kecenderungan bawaan maupun karena dipupuk. Harus dimengerti bahwa ketidaksempurnaan tabiat adalah dosa. Semua sifat-sifat tabiat yang benar tinggal di dalam Allah yang adalah sempurna dan harmonis, dan setiap orang yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mempunyai kesempatan untuk memiliki sifat-sifat ini.” E.G. White, My Life Today, hlm. 271.


PELAYANAN KITA UNTUK ORANG LAIN

Pengajaran dan Penyembuhan dengan cara yang berkenan kepada Alah adalah bagian yang utama dari pelayanan kepada orang lain.“Tidak pernah kebutuhan dunia akan pengajaran dan penyembuhan lebih besar daripada zaman ini. Dunia penuh dengan orang-orang yang perlu dilayani—mereka yang lemah, yang tidak berdaya, yang tidak berpengetahuan, yang tercampak.” E.G. White, My Life Today, hlm. 226.

Melayani Orang Lain—Panggilan kita yang Mulia

Hukum pelayanan menjadi mata rantai penghubung yang mengikat kita kepada Allah dan kepada sesama manusia.” E. G. White, My Life Today, hlm. 218.

“Umat Tuhan haruslah menjadi pelayan kesehatan yang sejati. Mereka harus belajar melayani kebutuhan dari jiwa dan tubuh.
  • Mereka harus mengetahui bagaimana memberi perawatan yang sederhana yang dapat menghilangkan perasaan sakit dan menghilangkan penyakit.
  • Mereka harus mengenal prinsip-prinsip reformasi kesehatan, supaya dapat menunjukkan kepada orang lain bagaimana penyakit bisa dicegah dan kesehatan dapat kembali, oleh kebiasaan-kebiasaan makan, minum dan berpakaian yang benar.

Tabib Agung kita…akan memberkati setiap orang yang akan maju dengan kerendahan hati dengan bergantung kepadaNya, berupaya untuk membagi kebenaran untuk zaman ini.” E.G. White, My Life Today, hlm. 226.

Melayani Orang Lain—Kesehatan yang Menyelamatkan Kita

Berbuat baik untuk orang lain adalah obat yang baik untuk penyakit. Kita sendiri menerima berkat kesehatan sementara kita bekerja untuk memberkati orang-orang yang membutuhkan.

“Senang berbuat baik bagi orang lain menimbulkan kehangatan kepada perasaan yang mengalir ke dalam saraf-saraf, melancarkan aliran darah, dan meningkatkan kesehatan pikiran dan jasmani.” E.G. White, My Life Today, hlm. 246.


Tujuan Hidup yang Utama
   Kehidupan adalah suatu kepercayaan yang suci, yang Allah sendiri dapat menyanggupkan kita untuk dapat memeliharanya, dan menggunakan nya untuk kemuliaan-Nya. Tetapi Ia yang membentuk rangka tubuh yang ajaib akan memeliharanya secara khusus dalam keadaan teratur jika manusia tidak bertindak berlawanan dengan Dia…Hari, bulan dan tahun ditambahkan kepada keberadaan kita supaya kita boleh memperbaiki kesempatan kita dan keuntungan kita untuk menghasilkan keselamatan pribadi kita, dan oleh hidup kita yang tak serakah akan meningkatkan kesejahteraan orang-orang lain. 

   E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 152.
Sumber Asli; Mary Ann McNeilus, M.D., Jalan Kesembuhan Dari Allah, Mercy Valley Farm, RR1 Box 73 Whalan, MN 55949, USA; Penerjemah : Ni Ketut Mirahayuni, Cetakan kedelapan 2001, hlm. 72 - 94

No comments:

Post a Comment